Pesta Milenium - 1
Narasi ini diawali saat saya serta Vira sedang nikmati makan malam dalam suatu cafe di bilangan Jakarta Pusat. Mendadak kami dikejutkan oleh pekikan seorang yang rupanya rekan kuliahku, Andi.
"Hai man, apa kabarnya", kataku.
"Baik", tuturnya berbasa-basi.
"Kau sendirian saja, gabung aje, sekaligus gue kenalin ame Vira yang tersayang. Ma.., kenalin nich temenku waktu kuliah dahulu, ia orangnya nakal serta berani".
"Berbohong, saya tidak nakal kok waktu dikuliah, hanya nekat aje", kata Andi menimpali perkataanku.
Pada akhirnya kami larut dalam nostalgia kami pada saat kuliah dahulu. Sejam berlalu serta kami juga harus berpisah, tidak lupa kami sama-sama ganti kartu nama untuk mempermudah contact. Sebelum kami betul-betul berpisah, mendadak Andi ajak saya serta Vira untuk hadiri satu acara pesta pribadi menyambut millennium baru di dalam rumah temannya. Sebab belumlah ada acara di akhir tahun 2000, saya serta Vira putuskan untuk hadiri acara pesta itu.
Jam 16:00, Vira telah bersiap-siap di salon langganannya untuk merapihkan serta membenahi rambutnya, dia ingin tampil cantik serta seksi dalam acara pesta itu. Sesudah satu 1/2 jam dia membenahi rambutnya di salon, dia menelponku untuk menjemputnya dalam suatu dept store. Jam 18:00 saya sampai di depstore serta mendapatkan Vira sedang bayar belanjaannya, lalu saya mendatanginya.
"Langsung pulang", tanyaku.
"Yach, kita langsung pulang untuk bersiap tiba ke acara pesta", jawab Vira.
Sesampai di dalam rumah Vira langsung masuk dalam kamar serta bersiap-siap untuk mandi. Vira mulai buka satu-satu bajunya hingga kemudian telanjang bundar. Lihat Vira yang telah telanjang bundar, nafsuku langsung naik serta saya mengatakan, "Ma.., ikut-ikutan mandi yach". Vira mengangguk untuk sinyal sepakat, langsung saya segera buka semua bajuku serta langsung mengejar Vira di kamar mandi. Dengan mandi berdua, nafsuku makin mencapai puncak serta saya mulai merangsang Vira dengan meremas-remas buah dadanya dibarengi dengan kecupan di putingnya.
"Mas kita jangan semakin lama mandinya, kelak terlambat tiba ke pestanya", kata Vira.
Langsung nafsuku turun serta selekasnya saya bergegas untuk mengakhiri acara mandi berdua itu.
"Mas seharusnya saya gunakan pakaian yang mana yach?, yang putih atau yang merah?", bisik Vira minta pendapatku.
"Yang putih saja", jawabku, sebab pakaiannya memiliki belahan di dada yang cukup rendah serta belahan punggungnya sedikit di atas pantatnya yang sekal (Vira memang rajin untuk menjaga badannya dengan senam, baik aerobic atau bodi language). Sisi bawah pakaian itu memiliki belahan yang lumayan tinggi kurang lebih 15 cm dari pangkal pahanya.
"Bermakna saya tidak dapat pakai beha donk, khan kelak dapat keliatan behanya", bertanya Vira.
"Tidak apa-apa", jawabku, "Khan buah yang menggantung di dadamu itu benar-benar indah serta menarik".
"Trus CD-nya saya pakai yang warna putih yach Mas, itu loh tadi sore saya beli ke depstore".
(Untuk deskripsi pembaca, CD itu benar-benar seksi dimana pantat penggunanya cuma tertutupi satu tali dan sisi depannya cuma tutupi sisi sisi tiganya saja.
Jam 19:30 pas kami pergi ke rumah temannya Andi di perumahan elit bilangan Jakarta Selatan. Sesampai kami di dalam rumah itu, rupanya banyak orang yang ada kurang lebih ada 8 cowok serta 2 cewek, selanjutnya kami diterima oleh tuan-rumah yang membuat acara pesta. Kami disilahkan untuk melihat-lihat keadaan serta panorama di rumah besar itu. silahkan kalian untuk minum dan makan sepuasnya sekalian menanti acara diawali. Sebab perut kami yang telah keroncongan karena itu kami berdua bergegas untuk melihat-lihat atau mencicip makanan yang ada.
Di saat saya sedang asyik-asyiknya makan, temanku Andi tiba mendekati serta bertanya bagaimana makanan serta minumannya. Enak jawabku. Sesudah bicara lumayan lama selanjutnya ajak saya untuk ikuti satu kuis yang akan diawali kelak pada jam 23:00.
"Kuis apa?", tanyaku.
"Hebat dech kuis-nya", jawab Andi, "tetapi mainnya harus berpasangan, Elu serta Vira lu udech gue daftarin, nanti cocok acaranya mulai lu janganlah lupa masuk ke yach, OK".
Lima menit sebelum acara diawali kami berdua berjalan ke arah rumah serta rupanya beberapa orang banyak yang bergabung. Di rumah itu telah disiapkan beberapa kursi berjajar untuk tempat bermain. Permainan untuk permainan berjalan cepat sampai datang acara paling akhir, Quiz Millenium.
Saat acara permainan yang paling akhir diawali, kami berdua serta beberapa pasangan lain diharap untuk maju ke depan untuk diberitakan hadiah serta langkah bermain kuis-nya. Buat juara kuis karena itu hadiah yang akan didapat ialah tur gratis ke Eropa untuk 2 orang serta langkah bermainnya ialah seperti berikut: Tiap pasangan adalah barisan sendiri-sendiri serta diwajibkan menjawab pertanyaan yang dilemparkan dengan cara bergilir atau diperebutkan. Permainan terdiri tiga set. Dalam setiap akhir set akan dilaksanakan penilaian, tiap barisan yang mempunyai nilai paling rendah akan mendapatkan hukuman. Hukuman akan dikasih ke peserta wanita dimana barisan yang memiliki nilai paling tinggi akan memutar satu papan roulette yang akan memperlihatkan berapakah jumlah baju yang perlu dilepaskan (yang disebut dengan baju ialah pakaian, celana, rok, BH, CD, stoking, atau segala hal yang melekat di badan). Jika tidak ada baju lagi yang menempel di badan karena itu wanita itu diberi peluang untuk lakukan penawaran untuk tutupi kekalahannya.
Lihat langkah bermain semacam itu, langsung saya ingin memundurkan diri dari permainan. Namun Vira mengatakan, "tidak enak khan Mas, kita khan telah didaftarkan serta lagian siapa tahu kita dapat menangi hadiah itu". Lihat Vira yang tidak keberatan untuk turut permainan itu karena itu pada akhirnya kami jadi mengikutinya.
Sebab gugup serta minimnya pengetahuan tentang narkoba, pada akhirnya pada set pertama kami kalah sedikit dari barisan lain. Namun sebab ketentuan cuma memberi hukuman barisan yang paling rendah karena itu cuma kami sajalah yang dikenai hukuman. Selanjutnya barisan yang mempunyai nilai tertinggi diharap untuk memutar roulette, dengan berdebar-debar saya menanti roulette itu stop serta rupanya stop diangka dua, bermakna Vira cuma diwajibkan untuk melepas bajunya sekitar dua buah. Sebab ketentuannya memandang semua yang menempel di badan ialah baju karena itu Vira melepas ke-2 anting yang digunakannya.
Set ke-2 diawali serta kami makin tegang serta gugup hingga kami kembali lagi tidak bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diserahkan serta bisa ditebak kami mendapatkan angka yang terendah lagi. Barisan yang mempunyai angka yang tertinggi diharap untuk memutar roulette serta kesempatan ini angka yang keluar lumayan besar, lima, sebab tidak ada alternatif lain karena itu Vira mulai melepas sepatunya (dihitung 2), stoking (dihitung 1), serta pakaian terusan (dihitung 2). Sesudah usai melepaskannya, Vira tinggal kenakan CD yang seksi. Saat ini semua mata cowok bisa dengan bebas lihat buah dada Vira yang sekel (walau tidak besar) dan pantatnya yang tidak bisa tertutupi dengan CD talinya.
Di set ke-3, barisan yang lain, khususnya yang cowok, makin bergairah untuk menaklukkan kami hingga akan terlepaslah penutup salah satu yang masih tetap sisa di badan Vira. Pada set ke-3 ini ialah set persaingan perebutan, tiap barisan berupaya untuk menjawab terlebih dulu untuk memperoleh nilai bila jawabannya betul. Namun sebab angka kami jauh terpaut dengan barisan lain karena itu mereka solid untuk merampas tiap pertanyaan dengan cara berganti-gantian hingga kami mustahil merampas tiap pertanyaan yang dilemparkan. Pertanyaan paling akhir telah usai diperebutkan serta rupanya kami tidak mempunyai peluang untuk menjawab salah satunya pertanyaan yang diserahkan hingga bisa ditebak kami masih ada pada juru kunci.
Kesempatan ini pemilik angka paling tinggi benar-benar bergairah memutar roulette, sedang saya terduduk lemas saat mengetahui Vira akan jadi makanan empuk semua cowok di acara pesta itu. Rupanya angka yang keluar ialah angka yang terbesar, delapan, jadi cukup dengan satu yang masih ada di badan Vira tidak bisa memenuhi hukuman yang didapat. Karena itu Vira harus ajukan penawaran untuk tutupi kekurangan itu. Sesudah berdialog sesaat, pada akhirnya Vira putuskan ia akan bernegosiasi sendiri dengan barisan juara tanpa ada mengikutkan saya, agar saya tidak cemburu lihat mereka dengan rakus serta bebas memelototi ketelanjangan badan Vira. Sesudah bernegosiasi lumayan lama pada akhirnya disetujui jika Vira serta saya harus juga mematuhi beberapa hukuman seperti berikut: Vira tidak diperbolehkan untuk kenakan selembar benang juga di badannya, alias telanjang bundar, semasa acara pesta itu berjalan, kira-kira dua hari. Tiap cowok yang berada di dalam acara pesta itu cuma bisa sentuh badan Vira dari pinggang ke atas serta paha ke bawah. Tiap cowok cuma bisa menyetubuhi Vira bila telah memperoleh kesepakatan dari Vira.
Sebelum hukumannya diawali Andi menyuruhku untuk masuk ke satu ruang berkaca serta mendadak saya didorong serta digembok di luar. Saya tidak bisa keluar dari ruang serta cuma bisa lihat serta dengar apakah yang berlangsung di acara pesta itu.
Pada awalnya, belumlah ada cowok yang berani sentuh badan Vira, mereka cuma berani memelototi saja. Lihat hal tersebut, Andi ambil ide untuk mendekati Vira serta mulai lakukan rabaan atau remasan di wilayah buah dada serta putingnya. Kulihat Vira cukup gugup sebab ia paham semua mata cowok tertuju kepadanya. Untuk hilangkan gugup, Andi tawarkan minuman mengandung alkohol pada Vira, serta oleh Vira langsung diminum. Disamping itu Andi belum tingkatkan serangannya, dia cuma ajak bercakap untuk mencairkan kemelut. Beberapa waktu berlalu kulihat perilaku Vira mulai beralih dia mulai nikmati tiap rabaan serta remasan Andi, muka Vira mulai memberikan jika dia mulai tinggi nafsu seksnya. Makin lama perilaku Vira semakin liar, dia mulai berani memberi respon gempuran dari Andi serta kulihat putingnya mulai mengeras. Rupanya Andi sudah mencampurkan obat perangsang pada minuman yang disodorkan pada Vira serta saat ini obat itu mulai berlaga.
Bersambung.... Artikel Berkaitan