Berbagi ceria dimana saja - 4




Kuraih penisnya serta kubalas dengan remasan kuat, Piter makin cepat menanamkan penisnya, kepala anjingnya berasa semakin dalam sundul rahimku, ditambah lagi saat ia mendesak kuat ke selangkanganku, di antara sakit serta nikmat bersatu jadi satu.
Hari mengganjal kepalaku dengan bantal lalu masukkan penisnya ke mulutku yang sedang terbuka mendesah dalam nikmat, ia langsung mengocok demikian penisnya masuk dalam mulutku, kembali lagi saya mendapatkan dua kocokan yang bertepatan dengan tempat kebalikan.

Pada akhirnya pertahananku roboh dikeroyok dengan cara bertepatan, meledaklah jeritan kenikmatanku, kujepit Piter dengan pahaku erat erat serta kuremas penis Hari, badanku mengejang kaku, satu orgasme yang membobol semua dinding dinding pertahanan serta menerbangkan semua energi yang masih ada, mujur Piter menyusulku beberapa menit selanjutnya, kepala anjing itu terasanya jadi membesar di vaginaku, saya pejamkan mata serta menggigit bibir bawah, tidak dapat lagi meneriakkan kesenangan yang teramat nikmat.

Piter langsung mengambil penisnya demikian denyutan usai, melepas kondom lalu menumpahkan didalamnya di perutku sekalian menyekakan penisnya di selangkanganku. Masih sisa satu penis di tanganku, tanpa ada menanti lagi Hari langsung mengocok mulutku secara cepat, badanku yang ada di bawah kangkangan kakinya tidak dapat menghindar, cuma pasrah terima. Beberapa waktu selanjutnya saya sukses melakukan pekerjaanku, Hari menyemprotkan spermanya penuhi mulutku, beberapa tertelan beberapa menetes keluar dari sela celah bibirku, lalu ia menyapukannya ke mukaku dengan senyum penuh kenikmatan.

Ke-2 lelaki tersebut lantas menggeletak di sampingku, napas kami masih tersengal, baru saat ini kurasakan begitu letihnya saya, entahlah telah berapakah jam mulai di kamar Hari barusan, benar-benar saya tidak menduga alami pengalaman semacam ini, rupanya kenikmatannya semakin lebih menyenangkan. Pada akhirnya akupun terdidur dalam pelukan ke-2 lelaki ini, bawa sejuta kesenangan serta masa lalu, kubiarkan sperma yang berada di vagina serta badanku seolah tidak ingin terjaga dari mimpi.

Esok harinya saya terjaga kesiangan, matahari telah tinggi, sinarnya yang menerobos jendela menyilaukan pandangan mataku yang baru terbuka, kulihat Hari serta Piter masih tertidur di sampingku, kaki kanan Hari menumpang kakiku sedang tangan Piter masih memelukku, perlahan-lahan kusingkirkan serta saya bergerak ke kamar mandi.

Kehangatan air dari shower beri kesegaran badanku, berasa fresh serta kembalikan kesehatan, menyingkirkan semua kecapekan yang ada, kupejamkan mata relax, entahlah berapakah lama saya berendam dalam bathtub, saat kusadari rupanya Hari serta Piter telah berdiri menghadapku, masih telanjang.

"Hai, kamu buat saya terkejut saja"

"Habis kamu kelihatannya asyik sekali" kata Hari lansung menyusulku masuk dalam bathtub, diiringi Piter, air bathtub meluber keluar.

"Sini saya mandiin" kata Piter yang tempatnya di belakangku sambil ambil busa serta sabun, digosoknya punggungku sekalian tangannya meraba raba sisi dadaku.

Hari yang tempatnya bertemu di depanku ikut-ikutan meraba sisi yang sama, empat tangan menjamah ke-2 buah dadaku. Kuraih penis Hari serta mengocoknya dalam hangatnya air, ciuman Piter dari belakang menelusuri telinga, tengkuk serta punggung, saya menggeliat geli. Hari menarikku dalam pangkuannya, tidak lama kemudian penisnya telah ada dalam hangatnya vaginaku. Air beriak keras semakin meluber waktu saya mulai mengocoknya, kami mulai sama-sama mendesah, Piter keluar dari bathtub serta berdiri disampingku menyodorkan penisnya ke mulut, kusambut dengan jilatan serta kuluman yang membuat kami mendesah bersamaan. Saya benar-benar nikmati permainan bertiga ini, karena itu kukerahkan semua potensiku untuk mendapatkan kesenangan untuk kesenangan.

Piter menggenggam kepalaku serta mengocoknya secara cepat sesaat pantatku bergoyang di atas kejantanan Hari. Tidak kusangka permainan bertiga di kamar mandi pada pagi hari membuatku bertambah cepat melayang-layang, serta akupun capai pucuk kesenangan terlebih dulu, kesempatan ini tidak kukeluarkan penis Piter dari mulutku, saya cuma meredamnya di, satu eksperimen apa saya dapat mengatasinya tanpa ada gigitan, serta saya sukses lewat pucuk dengan penis di mulut.

Hari mintaku doggie, tetapi sebelum ia pernah pada tempatnya, Piter telah menyusul menggenggam pantatku.

"Saya ingin merasakan tanpa ada kondom, sebelum kamu mencemarinya, oke?" tuturnya sekalian menyapukan penisnya.

Saya sich terserah saja siapa yang melakukan, tetapi dengan Piter tanpa ada kondom khasnya, saya dapat memprediksi menyusutnya kesenangan ditambah lagi sesudah penis Hari menyusulnya. Perkiraanku betul, penis Piter terasanya melaju demikian saja dalam vaginaku, jauh dari nikmat, masih semakin nikmat kocokan dua jemari yang dapat berputar-putar putar di, ditambah lagi dibanding dengan Hari.

Untunglah Hari menolong rangsanganku, badannya ada di bawahku yang nungging menghadap dinding kamar mandi, dikulumnya buah dadaku yang menggantung berayun ayun di depannya, berikut yang membuatku mendesah desah. Hari memegangi badanku, kami sama-sama berangkulan serta berciuman, sesaat Piter masih asyik mengocokku dengan sodokan sodokan kerasnya dari belakang, tetapi apalah berarti untuk ukuran penisnya, serta seringkali lepas sebab tertahan pantatku. Mereka membalik posisiku, saya berangkulan dengan Piter serta tukar Hari mengocokku dari belakang, baru sekarang kurasakan enaknya. Seringkali posisiku kembali mondar mandir semacam itu, saya telah tidak perduli lagi siapa yang akan penuhi vaginaku dengan spermanya terlebih dulu.

Mereka membimbingku keluar dari bathtub, saya anggap mereka ingin meneruskan di tempat tidur seperti semalam tetapi saya salah, malah mereka mintaku jongokok, dua penis yang lain ukuran serta pada kondisi tegang sudah siap di muka mulutku, kuraih kedua-duanya serta berganti-gantian saya kulum penuh hasrat. Piter isi mulutku dengan spermanya selang beberapa saat, kutelan habis tanpa tersisa, lalu kusapukan ke mukaku, ia langsung mandi kemudian. Giliranku membuat Hari orgasme, lumayan lama mulutku mengocoknya sampai berasa pegal. Pada akhirnya ia menyemprotkan spermanya di mukaku, serta dioleskan ke semua mukaku, usai dengan kuluman membersihan, kujilati serta kutelan tersisa sisa sperma yang masih tetap melekat di penisnya sampai bersih.

Berikut sarapan pertama kaliku di Tretes, dua jenis sperma yang lain rasa serta aroma.

Cuma membersihkan muka bersihkan mukaku, serta tanpa ada mandi lagi kukenakan baju Hari semalam sebab sesudah ini kami merencanakan mengejar Ivan serta Nenny ke kolam renang. Bertepatan kami keluar dari kamar Piter, rupanya terpergok Ivan serta Nenny yang sedang ke arah kamarnya.

"Eh kok kalian bertiga keluar dari kamar Piter, baru bangun lagi siang siang ini serta ke mana sang cewek kampung itu?" Bertanya Nenny.

Kami cuma diam tersenyum tanpa ada menjawab, tetapi kulihat mata Ivan yang menatapku dengan tatapan aneh, kemungkinan ia menerka apakah yang sudah kami kerjakan.

Sebab saya memang tidak siap untuk berenang, karena itu sangat terpaksa kupakai bikini yang semi terbuka untuk berenang, toh mereka sudah mengetahui isi badanku, untuk apa tertutupi lagi, bagitu pikirku tanpa ada mengingat jika masih ada Ivan serta pacarnya. Lebih satu jam kami berenang serta bermain di kolam, Ivan serta pacarnya kembali lagi ikut-ikutan masuk dengan kami, seringkali kulihat tatapan nakal Ivan yang ke arah badanku, ditambah lagi cuma kenakan bra semi terbuka yang dapat memvisualisasikan apa dibaliknya.

"Piter telah narasi apakah yang berlangsung semalam, kapan kapan saya ingin cobanya, tetapi yang pasti bukan saat ini" tuturnya dalam satu peluang di tepi kolam yang jauh dari pacarnya.

Setelah makan siang, Hari ajakku ke kamarnya, diikuti Piter. Terjadi adegan ulangan semalam, saya layani mereka dengan penuh kesenangan, kami kerjakan bukan hanya diranjang serta di bangku serta di atas meja seperti makanan penutup makan siang. Hampir tanpa ada istirahat saya melayaninya sampai sore, kami cuma keluar kamar untuk makan malam, kemudian meneruskan lagi sampai esok paginya, terlewatkan telah kehadiran Ivan dengan pacarnya. Dengan penuh semangat kuhadapi mereka berdua, baik dengan cara sendiri sendiri, berganti-gantian atau bertepatan.

Saya paling menyenangi saat mereka bertepatan mengulum putingku atau waktu dimana satu mengulum puting serta satunya menjilati vagina bertepatan, sensasinya benar-benar mengagumkan, pasti ini tidak dapat dilaksanakan jika cuma bermain dengan seseorang. Dan saat kami bercinta bertiga di tepian kolam ditengah-tengah dinginnya malam udara Tretes beratap langit yang berbintang cerah, satu event yang tidak didapatkan setiap waktu. Saya percaya Ivan serta Nenny sudah mengetahui apakah yang kami kerjakan saat di kamar bertiga, tetapi tentunya mereka tidak tahu detailnya.

Sesudah habiskan semua nafsu semasa tiga hari 2 malam, sorenya kamipun kembali lagi melaju ke Surabaya, memburu flight paling akhir. Piter ingin meneruskan lagi di Surabaya tetapi kerjanya tuntut ia ada di Jakarta esoknya. Perjalanan Tretes-Juanda berasa demikian cepat walau kecepatan kami tidak lebih dari pada 60 km/jam, tetapi mulutku sangat terpaksa kerja benar-benar keras. Berganti-gantian saya lakukan oral pada mereka di jok belakang New Eyes, masing masing memperoleh 1x orgasme dengan semua sperma keluar di mulutku. Jika saja tidak diingatkan Hari, Piter telah meminta porsi lagi, sebab mobil telah keluar dari tol, begitu berefek jika lakukan di jalanan umum walau kaca film-nya tidak tembus pandang.

Kami mengantarkan sampai di muka Pintu Keberangkatan, saya mengharap tidak ada orang yang memerhatikanku sebab mungkin ada tersisa sisa sperma di muka atau rambutku. Sesudah mendapatkan ciuman perpisahan dari saya serta Nenny ia masuk.

"Thanks atas segala hal, kita kerjakan lagi lain kali, saya akan seringkali ke Surabaya" bisiknya saat saya menciumnya.

Kamipun berpisah ke mobil masing masing, Ivan dengan pacarnya entahlah ke mana lagi, sedang Hari mengantarku ke tempat kost.

"Ivan ngajak kita main bertiga seperti tempo hari, entahlah esok entahlah lusa, di Surabaya saja, tidak perlu jauh jauh serta tidak perlu nginap, kita kerjakan di jam kerja" kata Hari saat kami melaju di jalan.

Saya yang sudah merasai enaknya bermain bertiga tentunya menyongsong senang penawaran ini, tetapi tentunya saya harus melakukan tindakan professional.

"Terserah, tetapi jangan tiba-tiba" jawabku meng-iyakan, asal nego-nya pas, lanjutku dalam hati.

Sebelum sampai dalam tempat Kost, HP-ku mengeluarkan bunyi, dari Koh Toni.

"Aduuh sulit sekali dikontak" tuturnya tanpa ada basa basi, memang saat di Tretes HP-ku menyengaja kumatikan supaya tidak mengganggu.

"Sorry Koh, tidak ada signal, ini baru sampai, belum mandi" jawabku berbohong, Hari cuma memandangku sekalian tersenyum. Ia tentu sudah mengetahui siapa yang menghubungi.

"Ya sudah langsung ke Shangri La, Pak Tio sudah tunggu tuch, ia tempo hari benar-benar tidak senang dengan cewek yang di bisa dari GM-mu itu, meminta saya carikan lagi, untung kamu sudah tiba" kata Koh Toni menekanku.

"Tetapi saya masih lelah Koh, esok saja bagaimana, saya janji deh" bujukku sebab saya masih lelah sesudah tiga hari layani Hari serta Piter, paling tak perlu tadi malam istirahat.

"Ly, please tolong saya, saya tidak mau ngecewain Pak Tio 2x, please temanin ia malam hari ini, mari dong sayang" Koh Toni memelas.

Saya diam sesaat, rasa lelah masih berasa.

"Oke deh, untuk Koh Toni" pada akhirnya saya mengalah untuk kenikmatan tamuku serta yang juga pasti untuk uang.

"Begitu dong, saya nantikan di kamar ya saat ini" tuturnya sambil tutup HP-nya.

"Har, jangan geram ya" kataku tidak enak sama Hari yang masih tetap menyopir.

"Tidak dong, waktu begitu saja geram" jawabnya enjoy, tentunya ia tidak bisa geram walau ada suara cemburu pada jawabannya, toh dia paham siapa saya.

"Turunin saya di Pom Bensin depan itu deh" pintaku.

"Tidak perlu sangsi, kamu ingin ke mana, saya antar deh sekaligus pulang, asal tidak meminta di antar kembali pada Airport" jawabnya mudah.

"Shangri La" jawabku, bermakna memang searah.

Pada akhirnya malam itu sampai pagi saya temani Pak Tio, beralih dari satu tempat tidur ke tempat tidur lain, dari pelukan satu lelaki ke lelaki lain, itu perjalanan hidupku.

*****

Pengalaman pertama layani 2 tamu sekaligus juga rupanya tidak semengerikan yang kubayangkan, malah makin membuatku ingin coba lagi serta lagi. Sensasi yang kudapat benar-benar mengagumkan, tidak sama jika layani tamu dengan gadis lain. Kutekatkan keberanianku tidak untuk menampik permainan bertiga semacam ini.

Sampai narasi ini dibikin, permainan bertiga dengan Hari serta Ivan belum pernah berlangsung.

Tamat Artikel Berkaitan

Popular posts from this blog

Berbagi ceria dimana saja - 1

Pesta Milenium - 1